SMMC.or.id. — “Awak kecelakaan kereta (motor) setelah tamat SMA, mata awak pecah satu, dinyatakan tak bisa melihat kata dokternya,” kisah Fadly SMMC 2008, yang saat ini menjadi salah satu ustad muda di Tanah Karo.
Muhammad Fadly Marpaung, kelahiran tahun 1991 silam, memulai perjuangan dakwahnya di Tanah Karo pada 2015 lalu. Semuanya berawal dari mematuhi ajakan mertuanya untuk membantu menjaga dan membersihkan masjid yang tidak terurus di desanya. Bersama anak dan istrinya, Fadly tinggal di rumah penjaga masjid, karena belum memiliki rumah sendiri.

Masjid itu bernama Al Mukhlisin. Terletak di Pertapakan, Desa Buah Raya, Kecamatan Kuta Buluh, Karo. Selain mengurus masjid, seringkali Fadly juga merangkap menjadi imam/nazir di desanya karena ketiadaan ustad di sana,
Desa ini terletak sekitar 44 km dari Kabanjahe, atau sekitar 8 km dari Ibu Kota Kecamatan Kuta Buluh. Sepanjang perjalanan dari Kabanjahe ke sana, dapat terlihat pemandangan Gunung Sinabung dan beberapa bangunan tanggul pengendali lahar dingin.
Fadly tidak melanjutkan kuliah karena ketiadaan biaya dan juga karena karena mengalami kecelakaan motor, sehingga salah satu matanya kehilangan penglihatan. Kemudian, ada seleksi dai dari Kemenag Kabupaten Karo pada akhir November 2016. Fadly yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren memberanikan diri mengikuti seleksi ini. Alhamdulillah Fadly lulus menjadi honorer penyuluh agama Islam di Kabupaten Karo, Desember 2016 lalu.
Sejak itu, Fadly menjadi ustad di desanya. Desa itu selama ini memang belum memiliki ustad tetap. Pengetahuan yang dimiliki Fadly semasa di pesantren dulu, ditambah dengan terus menerus belajar menambah ilmu agama Islam, membuatnya dapat mengajar mengaji, menjadi imam dan khatib masjid, melaksanakan kegiatan fardu kifayah dan lainnya.

Kegiatan Rutin Dakwah
Saat ini kegiatan rutin yang dilakukan Ustad Fadly di Masjid Al Mukhlisin antara lain pengajian rutin setiap Kamis, kultum ba’da magrib, belajar mengaji anak-anak dan kajian agama setiap ba’da Subuh. Selanjutnya direncanakan setelah Idul Fitri 1439H akan mengadakan bimbingan rutin untuk para mualaf setiap pekan.
Untuk pembinaan, terkadang Ustad Fadly bisa mengikuti pertemuan rutin bulanan dai Karo di Kabanjahe, jika ada kawan dai yang searah dan membawa kendaraan sepeda motor. Maklum, sepeda motor usang yang dimilikinya, hanya mampu dipakai di dalam desanya. Jika terlalu jauh biasanya mogok di jalan.

Kondisi Sosial Ekonomi Warga Binaan
Kehidupan warga muslim di Desa Buah Raya dan desa-desa sekitar binaan Ustad Fadly kebanyakan kurang mampu. Sebagian besar dari mereka berasal dari Siantar yang mengadu nasib menjadi buruh tani di ladang warga setempat. Penghasilan sebagai buruh tani sangat kecil. Apalagi jika musim kemarau sedang melanda, tidak ada penghasilan karena tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan di ladang.
Demikian pula dengan Ustad Fadly, beliau juga menjadi buruh tani untuk menghidupi keluarganya, serta sesekali memberikan ceramah di desa lain jika ada undangan. Karena meski mendapat honor dari Kemenag sebesar Rp 500rb/bulan yang dibayarkan per 3 bulan, dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi istri dan kedua anak balitanya.
Jum’at Berkah SMMC untuk Ustad Fadly
Untuk mendukung perjuangan dakwah Ustad Fadly, SMMC menyalurkan dana Jum’at Berkah sebesar Rp 1.000.000,-/bulan mulai Juni 2018.
Kita doakan semoga ustad muda SMMC 2008 ini tetap istiqomah memperjuangkan dakwah Islam di tengah kondisi alam, ekonomi dan sosial yang banyak tantangan. Tugas kita sesama muslim dan tentunya sesama anggota SMMC, untuk senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan nyata kepada beliau.
Jazaakumullaahi khairan untuk Ustad Fadly dan keluarga serta para kontributor Jum’at Berkah SMMC. Baraakallaahu fiikum.
Semoga berkah di setiap langkah
Humas SMMC
Simak kisah Jum’at Berkah lainnya di sini.
#JumatBerkahSMMC
#BersamaBerdiriDiSMMC
#BersinergiMembangunNegeri